Muliakan Guru Anakmu

Sejatinya, tidak ada seorangpun yang terlahir kedunia ini dengan mencapai kesuksesannya tanpa dibesarkan dengan kasih dan sayang orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam tumbuh kembang bakat dan minat anak. Orang tua yang melahirkan kita dan menghantarkan kita menjalani kehidupan. Orang tua lah yang menanamkan benih-benih keimanan dan ketaatan sehingga kita dapat mencapai kesuksesan. Kemegahan dunia dan isinya tidak dapat menggantikan jasa orang tua. Hanya bakti (birrul walidain) yang tulus serta mendoakan orang tua yang dapat kita berikan. Ada 3 (tiga) kewajiban orang tua terhadap anak; pertama dengan memberikan nama yang baik, kedua dengan mendidik anak dengan pendidikan yang paling baik, ketiga menikahkan anak.

Mendidik anak tidak lepas dari peran penting guru (mu'alim), sampai ada pepatah yang mengatakan bahwa guru (mu'alim) adalah orang tua yang kedua. Tidak dipungkiri bahwa selain mengajar, guru juga dituntut untuk mendidik anak. Jika orang tua melahirkan, membesarkan dan memberikan benih-benih keimanan dan ketakwaan, maka guru menumbuhkan segala potensi dan bakat yang awalnya telah ditanam oleh orang tua.

Seorang guru (mu'alim) bukan hanya sekedar orang tua, tetapi juga mewarisi misi kenabian dalam pendidikan dan dakwah Islam. Karena Nabi Muhammad SAW adalah seotang guru yang diutus untuk melahirkan generasi yang terbaik yaitu para Shahabat. Guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemulian (transfer of value), mengembangkan keahlian serta kemandirian (skill) dan mengajarkan kearifan (wishdom). Anak (santri) yang hebat terlahir dari sentuhan dan goresan tangan guru yang hebat pula.

Anak (santri) masa kini sudah sangat berbeda dengan kita ketika masih nyantri. Mereka telah terkontaminasi oleh media berupa informasi dan tontonan yang sangat agresif. Belum lagi pola pengasuhan dan pendidikan keluarga yang keliru. Sehingga perkembangan anak (santri) berkembang tidak baik. Mereka sering kali melakukan tindakan yang melampaui batas dugaan kita sebagai orang tua.

Dosen saya, Dr. Fauzan Haryono, M.Pd pernah bercerita, ditengah kesibukannya sebagai akademisi dan dosen selalu berusaha hadir dalam rapat sekolah anaknya, hadir ketika pembagian raport anaknya. Dan ia selalu memberikan uang atau lainnya kepada guru anaknya. Memuliakan guru hanya mampu dilakukan oleh orang yang mulia, meremehkan guru pun hanya dilakukan oleh orang yang remeh. Muliakanlah guru di depan anakmu, agar anakmu memuliakanmu dan menghormati gurunya.

Sungguh orang tua bukan hanya melahirkan dan membesarkan, tetapi juga mencerdaskan dan mendewasakan. Orang tua lebih dari seorang guru. Kalaulah ada sekolah untuk menjadikan guru maka tidak ada sekolah untuk menjadikan orang tua yang baik. Sehingga terkadang memang orang tua tidak dapat menjadi guru yang baik. Oleh karena itu muliakanlah guru anakmu, agar merekapun pandai memuliakan guru dan orang tuanya.

Comments

Popular posts from this blog

JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM EVALUASI PENDIDIKAN

ULUMUL QUR’AN DAN FAEDAHNYA DALAM MENAFSIRKAN AL-QUR’AN

SEJARAH PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL-FARUQI